Sebelum membicarakan pengertian dari metode kontrasepsi perlu diketahui terlebih dahulu pengertian tentang kontrasepsi. Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Dalam upaya untuk menurunkan atau mencegah tingkat kehamilan ada berbagai macam.
Ada dua jenis kontrasepsi yakni:
1. Kontrasepsi non-hormonal.
2. Kontrasepsi hormonal.
Kontrasepsi non-hormonal ada tiga macam :
- Kontrasepsi teknik.
Misalnya dengan menyusui. “Menyusui 24
jam (full breast-feeding) selama enam bulan pertama usia bayi akan
berpengaruh pada pencegahan ovulasi,” jelas Biran. Ditambah lagi, wanita
menyusui juga belum mendapat haid.
- Kontrasepsi mekanik.
Kontrasepsi mekanik, yakni dengan spiral
(IUD) dan kondom. IUD merupakan alat kontrasepsi yang dipasang dalam
rahim. “Tapi spiral ada efeknya, yakni menimbulkan rasa nyeri di perut,
infeksi panggul, perdarahan di luar masa menstruasi. Atau darah
menstruasi yang keluar lebih banyak dari biasanya.”
Sementara kondom berfungsi sebagai
pemblokir sperma masuk ke vagina. “Tapi, ini pun bisa gagal. Biasanya
karena kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama. Kondom juga mudah
robek jika tergores kuku atau benda tajam lain. Pemasangan kondom pun
butuh waktu, selain bisa mengurangi sensasi seksual,” papar Biran.
- Metode sterilisasi.
Metode sterilisasi, yaitu pencegahan
kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi) atau
testis pada pria (vasektomi). “Metode ini efektif bagi yang ingin
mencegah kehamilan secara permanen, bukan sementara.”
“Kontrasepsi ini mempengaruhi kadar
estrogen dan progesteron yang dapat mencegah ovulasi, sehingga akan
mencegah kehamilan,” jelas Biran.
Namun, kontrasepsi hormonal tidak boleh
diberikan pada wanita yang sedang hamil, punya kelainan pembuluh darah
otak, gangguan fungsi hati atau tumor pada rahim. Yang termasuk
kontrasepsi hormonal adalah pil kombinasi, suntik, susuk, juga koyo KB.
“KB suntik memang praktis dan murah, tapi punya kelemahan, bisa
mengganggu siklus haid,” ungkap Biran.
Begitu pula susuk yang ditanam di bawah
kulit lengan. Praktis, tapi efeknya membuat nyeri lengan dan seringkali
bermasalah saat proses pencabutan. Koyo KB ditempelkan di kulit setiap
minggu. Sayang, bagi yang berkulit sensitif, koyo ini sering menimbulkan
alergi.
Hingga saat ini, yang paling dianggap efektif adalah pil kombinasi atau biasa disebut oral contraception (OC). OC merupakan kombinasi estrogen dan progesteron berdosis rendah.
Kelebihan OC adalah bisa bekerja dengan
berbagai cara sekaligus, antara lain mencegah terjadinya ovulasi,
mengentalkan lendir leher rahim sehingga sperma tidak bisa masuk ke
rahim, serta membuat dinding rongga rahim tidak siap untuk menerima dan
menghidupi hasil pembuahan. Syaratnya, harus disiplin. Dengan disiplin,
perlindungan terhadap terjadinya kehamilan bisa mencapai 100 persen.
Selain itu, cara ini juga fleksibel, bisa
dihentikan kapan saja. Jika ingin hamil, bisa langsung berhenti minum
pil. “Biasanya, 3 bulan setelah berhenti minum pil, wanita akan langsung
hamil,” tukas Biran. Penggunaan pil ini juga relatif praktis
dibandingkan suntik yang masih memungkinkan terjadinya syok.
Keuntungan lain, OC bisa mengurangi
risiko kehamilan di luar kandungan, karena tidak terjadi ovulasi. “OC
juga bisa mengurangi risiko terjadinya kista ovarium, penyakit radang
panggul, dan mengurangi gejala pre-menstruasi berat seperti kejang perut
dan nyeri.”
Radang panggul terjadi akibat infeksi.
Nah, OC dapat mengurangi masuknya kuman penyebab infeksi. Masih ada lagi
manfaat OC, yakni mengurangi risiko munculnya benjolan jinak payudara,
juga infertilitas primer. “OC akan mengurangi risiko kemandulan.”
OC juga dapat melindungi wanita terhadap
osteoporosis, serta perlindungan terhadap kanker ovarium dan
endometrium, sehingga akan meningkatkan kualitas hidup manusiasumber : http://www.ibudanbalita.net/196/metode-kontrasepsi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar